Selasa, 24 November 2009

Professor Jimly Assiddiqie Yakin Atlantis adalah Indonesia

“Saya percaya Santos. Saya percaya dia karena kapasitas keilmuan yang dimiliki Professor Santos yang tidak main-main loh. “ Tutur Jimly Asshiddiqie



Ungkapan singkat tersebut terasa begitu hangat dan bertenaga untuk meyakini bahwa karya Professor Santos (Atlantis; The Lost Continent Finally Found) adalah karya yang bisa dibuktikan secara ilmiah. Prof.Dr. Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa penemuan ini akan membuat banyak perspektif mengalami perubahan yang drastis. Professor Jimly mengatakan bahwa pembuktian ilmiah terhadap karya tersebut telah diperkuat oleh karya ilmiah pendukung. Ia mengatakan bahwa sebelum Professor Santos mengatakan hal itu para ahli-ahli sejarah dan peradaban telah mengatakannya di dalam buku mereka,

Jimly menegaskan bahwa memang sejak dahulu negara kita tidak disebut sebagai pusat peradaban karena nama Indonesia masih tergolong baru (tahun 1908—red).Jimly menegaskan bahwa peneliti-peneliti yang menunjukkan bukti bahwa Indonesia adalah Atlantis yang hilang merujuk pada sumber-sumber penelitian masa lampau dari berbagai aspek kesamaan penamaan, kesamaan peninggalan benda benda fisik, dan lain sebagainya yang ditemukan di negara-negara lain.

“Hal itu menunjukkan bahwa sebagai pusat peradaban, maka hasil peradabannya menyebar ke seluruh dunia. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa terdapat pertalian antara sumber peradaban dengan hasil penyebarannya yang tersebar di beberapa tempat Pada beberapa temuan, terdapat kesamaan nama, cerita-cerita rakyat yang berkembang di Eropa mirip dengan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Hal ini kan bukan karena kebetulan. Pasti ada rantai sejarah yang menghubungkan hal itu,” tutur Jimly melanjutkan.

Jimly meyakini bahwa terdapat perbedaan yang besar antara tradisi yang dibangun antara Barat dan Indonesia. Tradisi Barat dibangun berdasarkan tradisi batu dan logam. Hal tersebut didukung oleh perkembangan musim yang mendukung. Indonesia, menurutnya, dibangun berdasarkan tradisi kayu. Hal itu berhubungan erat dengan lingkungan tropis yang dijadikan dasar bahan bangunan dan peradaban. Kayu, menurutnya, tidak berusia lama apalagi jika terhantam bencana berskala besar. Ungkapannya yang dikutip dari penelitian-penelitian tersebut bisa dilihat dari banyaknya penelitian tentang sejarah peradaban di Indonesia yang terhenti di tengah jalan karena tidak ditemukan mata rantai sejarah yang telah terbentuk sebelumnya.


“ Lihat saja peradaban kita yang paling maju dan berkembang kan Sriwijaya. Sampai sekarang saja, tidak bisa ditemukan ibu kota kerajaan Sriwijaya padahal untuk sekelas kerajaan sebesar Sriwijaya loh.” Lanjutnya meyakinkan.

Menurut ahli penerima bintang jasa Maha Putra Adi Pradana dari negara atas jasa-jasanya merintis dan memantapkan MK, untuk melihat dan membuktikan bahwa Indonesia adalah sesungguhnya tidak lagi mutlak hanya dengan tinjauan sejarah dan pustaka saja.


Pendekatan geologis, menurutnya, memiliki kekuatan ilmiah untuk membuktikan kejadian masa lalu dengan bukti-bukti struktur bumi yang tidak bisa dimanipulasi. Pendekatan Professor Santos, menurutnya, adalah pendekatan yang sangat brilian untuk mencari, menemukan dan menyambungkan kaitan sejarah antara satu temuan dengan temuan lainnya. Keahlian Professor Santos ditunjang dengan keahlian dalam ilmu Fisika Nuklir yang dikuasainya. Teknik Fisika Nuklir dipercaya dapat memberikan kontribusi untuk menemukan dan menjelaskan perubahan struktur bumi yang terjadi dari masa ke masa.


“Jadi, jangan hanya terjebak pada pendekatan sejarah saja karena banyak pendekatan keilmuan lain yang bisa digunakanj untuk menutupi pendekatan sejarah dan pustaka yang tidak bisa tuntas menjelaskan sesuatu kejadian di masa lampau terutama yang sangat lama waktunya” tandas Professor Jimly menutup diskusi hangat siang itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar